Postingan

Tanpa Islam, Aku Gagal !

Gambar
Benarlah saat kita mendengar bahwa nikmat hidup terbesar ialah nikmat iman dan Islam. Sebab keduanya laksana cahaya yang menerangi, cahaya yang menjadikan langkah terarah lagi terlindungi. Kamu bisa bayangkan, gimana bingungnya berjalan di tengah kegelapan ? inilah yang sebenarnya hari ini banyak manusia rasakan. Hidup jauh dari cahaya menjadikannya sempit layaknya ikan yang hidup di daratan. Tanpa Islam, bagaimana kita akan memaknai kebahagiaan ? sudah pasti kita akan ikuti manusia kebanyakan, bahagia ialah ketika manusia memiliki segala isi dunia. Entah harta, tahta atau wanita katanya.. Bagaimana kita mendefinikan kebahagiaan itu mempengaruhi standar dan perbatan kita tampilkan untuk meraihnya. Ketika bahagia kita definisikan dengan standar dunia, maka dunia akan penjadi pusatnya untuk ia kejar hingga ia mendapatkannya.  Padahal kata para ulama, dunia itu pendek jangkanya. Maka setiap kenikmatan atau apapun yang dikejar dengan nilai dunia pastilah pendek nikmatnya. Semisal makan min

Childfree : Sekularisme Cabut Fitrah Manusia dari Asalnya

Gambar
Bukan hal baru fenomena childfree ada ditengah-tengah kehidupan. Kembali ramai diperbincangkan semenjak salah seorang Youtuber, Gita Savitri, sepakat dengan sang suami untuk tidak mempunyai anak. Selain Gita Savitri, Artis  Cinta Laura juga mengutarakan keinginannya untuk tidak memiliki anak. Ia menilai populasi manusia di dunia sudah sangat banyak sehingga ia memutuskan untuk tidak memiliki anak dari rahimnya sendiri dan memilih untuk mengadopsi anak yang terlantar. Ragam alasan melatarbelakangi beberapa kalangan mengambil tindakan childfree ini. Sebagian dari mereka memilih atas alasan finansial, hingga faktor kondisi psikologis tertentu. Misalnya pasangan tersebut merasa tidak mampu untuk menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak. “(Faktornya) Antara lain, kebutuhan hidup yang semakin tinggi, keinginan untuk berkarir, keinginan untuk mapan sebelum berkeluarga, kecemasan akan potensi risiko yang semakin tinggi lingkungan bagi keselamatan dan kenyamanan anak dan keluarga, yang ditunj

Politik Balas Budi Tabiat di Sistem Demokrasi

Gambar

Memilih Karena Dakwah

Gambar
Sok banget sih, bawa-bawa kata dakwah segala...Selow.. ambil nafas perlahan, tenang, lanjut bacanya  Ini sekedar berbagi yang semoga menjadi inspirasi. Karenanya siapa tau jadi amal kebaikan, jika belum sampai dengan lisan semoga dengannya tulisan mampu menawan hati yang masih enggan melangkah dalam kebaikan.  Tentang memilih, sejak lahir manusia memang selalu hidup dalam pilihan. Maka sejalan dengan bagaimana Allah menciptakan manusia dengan seperangkat akalnya, guna membedakan mana yang baik dan buruk, yang boleh dan tidak, begitu tidak ?. Maka wajar bukan jika di setiap fase dan ritme hidup manusia dirinya mendapati berbagai pilihan yang menuntutnya menentukan, bisa dikatakan mau tidak mau harus memilih )(titik). Itu artinya kita selesai pada pembahsan bahwa Sunatullah dalam hidup, manusia akan banyak pilihan yang harus kita ambil, dalam setiap aspek hidup dari dulu hingga nanti. Namun ada yang berbeda dalam hal pilihan atau memilih, apa itu ?, Dialah ‘reaspon’ alasan mengapa m

Sekularisme : Suburkan penista agama tanpa hukum efek jera

Gambar
Kembali terulang kasus penistaan agama. Kata yang sangat tidak pantas keluar dari mulut manusia hina Joseph Paul Zhang dengan kata-kata kotornya menghina terhadap Allah, Rasulullah SAW juga ajaran Islam itu sendiri. Joseph melakukan diskusi online melalui zoom yang diklaimnya diikuti oleh beberapa orang dari berbagai negara. Kemudian, ia mengunggahnya ke akun channel Youtube miliknya, Joseph Paul Zhang dengan tema "Puasa Lalim Islam".  Dalam video tersebut, yang bersangkutan menyebut "Allah dikurung di ka'bah". "Yang bisa laporin gua penistaan agama, nih gua nih nabi ke-26, Josep fauzan, meluruskan kesesatan ajaran nabi ke-25 dan kecabulannya yang maha cabullah. Kalo anda bisa laporan atas penistaan agama, Gua kasih loh satu laporan Rp1 juta, maksimum 5 laporan supaya jangan bilang gua ngibul kan," kata Joseph dalam video yang viral di media sosial itu. (Republika, 19/04/2021) Miris ! di negeri dengan jumlah mayoritas Muslim didalamnya, justru banyak k

Refleksi 100 Tahun Ummat Tanpa Khilafah

Gambar
Oleh : Asy Syarifah Potret buram kehidupan ummat kian terlihat, dari setiap sisi ditemui tak lagi sebagaimana yang Allah sampaikan didalam Al Qur'an surat Al Imran adalah sebagai khoiru ummat. "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah".  (QS.Ali Imran 110) Kini, kita saksikan ummat semakin tercerai berai. Semenjak diketuk palu atas perjanjian Sykes Picot oleh Inggris dan Prancis, wilayah kaum muslimin mulai dibagi-bagi ditangan kaum kafir. Ummat muslim mulai terkotak-kotakan dengan batas imajiner atau kita sebut nasionalisme.  Diperparah lagi, ummat kehilangan perisai yakni Khilafah. Menjadi malapetaka yang sampai hari ini terus melanda kaum muslimin, adalah diruntuhkannya sistem pemerintahan Khilafah tepat 28 Rajab 1342/ 3 Maret 1924. Semenjak itu, kondisi ummat kian merana, banyak siska atas nyawa terhadap saudara-saudaranya, namun mirisnya itu suatu hal biasa karna m

Demokrasi Bikin Tekor, Korupsinya Bikin Horor !

Gambar
  Oleh : Yuni Ernawati S.Tr.Sos   Sungguh tidak punya hati! Ditengah kesulitan masa pandemi Covid-19 penjabat negeri malah menambah beban rakyat kian bertambah. Sudahlah ditekan dengan berbagai kebijakan semacam Omnibus Law, kini ditembah dengan realita korupsi dana Bansos pejabat Kementrian dengan nilai yang sangat fantastis. Sebagaimana dketahui, Juliari ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan suap bansos penanganan pandemic Covid-19 untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Ia diduga menerima suap sebsar Rp 17 miliar dari perusahaan rekanan yang menggarao proyek pengadaan dan penyaluran bansos. (kompas.com6/12/2020) Kasus suap ini diawali adanya penanganan Covid-19 berupa paket sembako untuk warga miskin dengan nilai sekitar Rp 5,9 triliun dengan total 272 kontrak dan dilaksanakan dengan dua periode. Perusahaan rekanan yang menjadi vendor pengadaan bansos diduga menyuap pejabat Kementrian Sosial lewat skema free Rp 10.000 dari setiap pak